Mitos, Penalaran, dan Cara Memperoleh Penalaran
Mitos adalah
tradisi lisan yang terbentuk di suatu masyarakat. Mitos memiliki asal kata dari
bahasa Yunani yang artinya sesuatu yang diungkapkan. Secara sederhana,
definisi mitos adalah suatu informasi yang sebenarnya salah tetapi dianggap
benar karena telah beredar dari generasi ke generasi. Begitu luasnya suatu
mitos beredar di masyarakat sehingga masyarat tidak menyadari bahwa informasi
yang diterimanya itu tidak benar. Karena begitu kuatnya keyakinan masyarakat
terhadap suatu mitos tentang sesuatu hal, sehingga mempengaruhi perilaku
masyarakat.
Mitos merupakan cerita
yang bersifat simbolik yang mengisahkan serangkaian cerita nyata atau imajiner.
Di dalam mitos bisa berisi asal usul alam semesta, dewa-dewa, supranatural,
pahlawan manusia atau masyarakat tertentu yang mana memiliki tujuan untuk
meneruskan dan menstabilkan kebudayaan, memberikan petunjuk hidup, melegalisir
aktivitas kebudayaan, pemberian makna hidup dan pemberian model pengetahuan.
Contoh:
Jangan bersiul pada malam hari karena
mengundang setan. Maksudnya adalah agar tidak mengganggu orang-orang yang
sedang tidur.
Legenda adalah
cerita prosa rakyat yang dianggap oleh si empunya cerita sebagai suatu yang
benar-benar terjadi. Oleh karena itu legenda seringkali dipandang
sebagai sejarah koletif (folkstory). Walaupun demikian karena tidak
tertulis maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga seringkali jauh
berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan
sebagai bahan untuk merekonstrusi sejarah, maka legenda harus dibersihkan
terlebih dahulu bagian-bagiannya dari hal-hal yang mengandung sifat-sifat
cerita rakyat (folklore).
Contoh:
a. Candi
Prambanan
b. Sangkuriang
c. Danau
Toba
Legenda terbagi menjadi:
1. Legenda
Keagamaan
Legenda keagamaan
adalah legenda orang-orang yang dianggap suci. Karya semacam itu termasuk
foklor karena versi asalnya masih tetap hidup dikalangan masyarakat sebagai
tradisi lisan.
2. Legenda
Alam Gaib
Legenda semacam ini
biasanya berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami
seseorang. Fungsi legenda semacam ini adalah untuk meneguhkan kebenaran
”tahayul” atau kepercayaan rakyat.
3. Legenda
Perseorangan
Legenda perseorangan
merupakan cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap benar-benar
terjadi.
4. Legenda
Setempat
Legenda setempat adalah
cerita yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat dan bentuk topografi,
yaitu bentuk permukaan suatu tempat, berbukit-bukit, berjurang dan sebagainya.
Legenda setempat yang berhubungan dengan nama suatu tempat misalnya, legenda
Kuningan. Kuningan adalah nama suatu kota kecil yang terletak di lereng Gunung
Ceremai, disebelah selatan kota Cirebon, Jawa Barat.
Cerita
Rakyat merupakan suatu peristiwa yang dikisahkan
untuk menjelaskan akan terjadinya sesuatu yang ada dimuka bumi
ini. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan
dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa. Fungsi cerita rakyat selain sebagai
hiburan juga bisa dijadikan suri tauladan terutama cerita rakyat yang
mengandung pesan-pesan pendidikan moral. Banyak yang tidak menyadari kalo
negeri kita tercinta ini mempunyai banyak cerita rakyat Indonesia yang belum
kita dengar, bisa dimaklumi karena cerita rakyat menyebar dari mulut ke mulut
yang diwariskan secara turun-temurun. Namun sekarang banyak Cerita rakyat yang
ditulis dan dipublikasikan sehingga cerita rakyat Indonesia bisa dijaga dan
tidak sampai hilang dan punah.
Contoh:
a. Malin
Kundang
b. Si
Pitung
c. Timun
Mas
Cara memperoleh pengetahuan
1. Prasangka
Prasangka berarti
membuat keputusan sebelum mengetahui fakta yang benar. Awalnya istilah ini
merujuk pada penilaian berdasarkan pikiran seseorang sebelum
memiliki informasi yang benar, yang bisa dijadikan dasar penilaian tersebut.
2. Intuisi
Intuisi adalah istilah
untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan
intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia
lain dan di luar kesadaran. Misalnya, seseorang tiba-tiba terdorong untuk
membaca sebuah buku. Ternyata, di dalam buku itu ditemukan keterangan yang
dicarinya selama bertahun-tahun. Atau misalnya, merasa bahwa ia harus pergi ke
sebuah tempat, ternyata disana ia menemukan penemuan besar yang mengubah
hidupnya.
3. Trial
and Error
Trial and
error adalah salah satu metode yang bisa digunakan dalam mencari solusi
sebuah masalah. Metode ini banyak ditemukan dalam bidang informatika atau ilmu
komputer. Trial and error menggunakan pendekatan aplikatif dari sebuah
algoritma yang akan digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah.
Menurut Charles Price ada 4
macam cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:
1. Percaya
: Seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia percaya
bahwa hal
tersebut adalah benar.
2. Wibawa
: Sesuatu akan dianggap benar, apabila seseorang yang
berwibawa
menyatakan benar.
3. Apriori
: Merupakan suatu keyakinan atau pendirian atau anggapan
sebelum
mengetahui, melihat, mendengar, dan menyelidiki keadaan tertentu.
4. Metode
ilmiah : Sesuatu dianggap ilmiah apabila memiliki patokan yang
merupakan
rambu-rambu untuk menentukan benar atau salah.
Menurut Auguste Comte
(1798-1857), dalam sejarah perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu
maupun sebagai keseluruhan, berlangsung tiga tahap:
1. Tahap teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau
fiktif manusia berusaha untuk mencaari atau menemukan sebab yang pertama dan
tujuan yang terakhir dari segala sesuatu,dan selalu dihubungkan dengan kekuatan
ghaib. Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya
dengan sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasi dan diatur oleh para dewa atau kekuatan ghaib lainnya.
2. Tahap filsafat atau metafisik atau
abstrak
Tahap metafisika atau
abstrak merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan
tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan kepada kepercayan akan
adanya kekuatan ghaib, melainkan kepada akalnya sendiri,akal yang telah mampu
melakukan abstraktasi guna menemukan hakikat segala sesuatu.
3. Tahap positif atau ilmiah riel
Tahap positif atau riel
merupakan tahap dimana manusia telah mampu berfikir secara positif atau
riel,atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara
positif, melalui pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Alasan manusia mudah menerima mitos
1. Keterbatasan
pengetahuan manusia, pada umunya manusia memperoleh informasi dari cerita orang
yang mengetahui akan suatu hal. Kemudian hal ini bepindah telinga kepada
manusia yang lain.
2. Keterbatasan
manusia dalam menalarkan sesuatu, ini dikarenakan kemampuan berpikir manusia pada
saat itu masih latih. Sehingga pemikiran yang dihasilkan dapat benar dan dapat
pula salah.
3. Keingintahuan
manusia yang telah terpenuhi untuk sementara, mengadung pengertian bahwa ketika
manusia telah mampu menalarkan sedikit hal yang ada dalam pikirannya maka
disitulah letak kepuasan manusia yang diterimanya secara intuisi.
4. Keterbatasan
alat indera manusia, selain beberapa hal diatas keterbatasan manusia terhadap
bagaimana Ia menggunakan alat inderanya masih terbatas sehingga jangkauan yang
sangat detail dalam suatu penciptaan hal yang baru masih bisa diragukan.
· Alat penglihatan, misalnya seperti
banyaknya benda yang bergerak begitu cepat sehingga tidak terlihat jelas oleh
mata. Mata tidak dapat membedakan benda-benda tersebut. Demikian juga jika
benda tersebut terlalu jauh, maka hasilnya manusia tidak mampu melihatnya.
· Alat pendengaran, misalnya dengan
keterbatasan pendengaran manusia yang pada getaran mempunyai frekuensi
dari 30 sampai 30.000 per detik. Sehingga getaran di bawah 30 atau di atas
30.000 per detik tidak dapat didengar oleh manusia.
· Alat pencium dan pengecap, bau dan rasa
tidak dapat memasitkan benda yang dikecap atau diciumnya karena manusia hanya
bisa membedakan 4 jenis rasa, yaitu rasa manis, asam, asin dan pahit. Bau
seperti parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenali oleh hidung kita. Melalui
bau juga, manusia dapat membedakan satu benda dengan benda yang lainnya, tetapi
tidak semua orang bisa melakukannya.
· Alat perasa, maksudnya adalah
kulit. Manusia dapat membedakan panas atau dingin namun sangat relatif sehingga
tidak bisa dipakai sebagai alat observasi yang tepat.
https://alifatulazizah.wordpress.com/2012/04/01/mitos-penalaran-dan-cara-memperoleh-pengetahuan/
http://anggaditya92.blogspot.co.id/2012/04/mitos-penalaran-dan-cara-memperoleh.html
https://hestuningikrarini.wordpress.com/2013/03/30/pengertian-mitoslegenda-dan-cerita-rakyat-beserta-contohnya/
https://nissadesti.wordpress.com/2014/11/04/makalah-mitos-penalaran-dan-cara-memperoleh-pengetahuan/
https://ulfamr.wordpress.com/2012/10/14/definisi-mitos-legenda-dan-cerita-rakyat/
Komentar
Posting Komentar