Pentingnya Surveilans HIV/AIDS
Indonesia mengalami berbagai masalah kesehatan masyarakat yang sangat kompleks, bahkan bisa dikatakan menjadi beban ganda dalam pembiayaan pembangunan bidang kesehatan. Salah satu pola penyakit yang dihadapi Indonesia adalah emerging disease seperti HIV/AIDS.
HIV/AIDS sendiri telah menjadi masalah yang mengkhawatirkan masyarakat dunia, karena di samping belum ditemukan vaksin pencegahan dan obatnya, penyakit ini juga memiliki “window periode” dan fase asimtomatik (tanpa gejala) yang relatif panjang.
Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ketahun menunjukkan trend yang makin meningkat walaupun segala bentuk upaya preventif terus dilaksanakan (Depkes RI, 2006).
Salah satu strategi untuk menanggulangi HIV/AIDS adalah kegiatan surveilans kesehatan masyarakat. Surveilans Kesehatan Masyarakat adalah pengumpulan, analisis, dan analisis data secara terus-menerus dan sistematis yang kemudian didiseminasikan (disebarluaskan) kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam pencegahan penyakit dan masalah kesehatan lainnya (DCP2, 2008).
Surveilans HIV/AIDS sendiri adalah surveilans yang khusus dilakukan untuk penyakit HIV/AIDS. Secara garis besar bila infeksi HIV/AIDS dapat ditemukan dalam tahap lebih dini, pasien, keluarga, masyarakat maupun dokter yang mengobatinya akan memperoleh manfaatnya.
Keuntungan untuk pasien antara lain dapat memperlambat masa tanpa gejala, memperlambat kecepatan perjalanan penyakit, dan mencegah timbulnya infeksi oportunistik, yaitu infeksi yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami penurunan kekebalan tubuh.
Sementara itu, manfaat untuk masyarakat adalah menekan jumlah penularan dengan cara menjauhi faktor risiko atau perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya HIV/AIDS, dan dokter mendapat waktu yang cukup untuk mengetahui perjalanan penyakit serta berkesempatan memberikan konseling (Purwanggana, Poedjiningsih dan Muniro, 2009).
Surveilans HIV/AIDS bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah HIV/AIDS di populasi sehingga HIV/AIDS dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan serta untuk keperluan perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program.
Berikut adalah beberapa manfaat dilaksanakannya kegiatan surveilans HIV/AIDS:
1. Melakukan pengamatan dini yaitu Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) HIV/AIDS di Puskesmas dan unit pelayanan kesehatan lainnya dalam rangka mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) HIV/AIDS.
2. Dapat menjelaskan pola penyakit HIV/AIDS yang sedang berlangsung dan bisa dikaitkan dengan tindakan–tindakan/intervensi kesehatan masyarakat. Contoh kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut
- Deteksi perubahan akut dari penyakit HIV/AIDS yang terjadi dan distribusinya
- Identifikasi dan perhitungan trend dan pola penyakit HIV/AIDS
- Identifikasi faktor risiko dan penyebab lainnya
- Deteksi perubahan pelayanan kesehatan
3. Dapat memelajari riwayat alamiah dan epidemiologi penyakit HIV/AIDS, khususnya untuk mendeteksi adanya KLB/wabah. Pemahaman melalui riwayat penyakit, dapat memberikan manfaat sebagai berikut
- Membantu menyusun hipotesis sebagai dasar mengambil keputusan dalam intervensi kesehatan masyarakat
- Membantu mengidentifikasi penyakit HIV/AIDS untuk keperluan penelitian epidemiologi
- Mengevaluasi program-program pencegahan dan pengendalian penyakit HIV/AIDS yang sedang dilaksanakan
4. Memberikan informasi dan data dasar untuk memproyeksikan kebutuhan pelayanan kesehatan dimasa mendatang. Data dasar penyakit HIV/AIDS sangat diperlukan untuk menyusun perencanaan serta mengevaluasi hasil akhir intervensi yang diberikan.
Dengan bertambah kompleksnya pengambilan keputusan dalam bidang kesehatan masyarakat, diperlukan data yang cukup akurat untuk mendeteksi adanya perubahan-perubahan yang sistematis dan dapat dibuktikan dengan angka.
5. Dapat membantu pelaksanaan dan daya guna program pengendalian khusus dengan membandingkan besarnya masalah kejadian penyakit HIV/AIDS sebelum dan sesudah pelaksanaan program.
6. Mengidentifikasi kelompok risiko tinggi menurut umur, pekerjaan, tempat tinggal dimana penyakit HIV/AIDS sering terjadi dan variasi terjadinya dari waktu ke waktu (musiman, dari tahun ke tahun), dan cara serta dinamika penularan penyakit menular.
7. Menghasilkan informasi yang cepat dan akurat yang dapat disebarluaskan dan digunakan sebagai dasar penanggulangan HIV/AIDS yang cepat dan tepat, yaitu melakukan perencanaan sesuai dengan permasalahannya (Amiruddin, 2013)
Informasi kesehatan yang berasal dari data dasar pola penyakit sangat penting untuk menyusun perencanaan dan untuk mengevaluasi hasil akhir dari intervensi yang telah dilakukan.
Diharapkan dengan adanya surveilans dapat menekan jumlah penderita HIV/AIDS
Dilihat dari segi kesehatan masyarakat kegiatan surveilans khususnya untuk penyakit HIV/AIDS memang sangat perlu dan dibutuhkan. Berbagai manfaatnya telah dijabarkan dalam tulisan dipragraf-paragraf sebelumnya.
Surveilans berbeda dengan pemantauan (monitoring) biasa. Surveilans dilakukan secara terus menerus tanpa terputus (kontinu), sedang pemantauan dilakukan secara intermiten atau episodik.
Dengan mengamati secara terus-menerus dan sistematis, perubahan-perubahan kecenderungan penyakit dan faktor yang mempengaruhinya dapat diamati atau diantisipasi sehingga dapat dilakukan langkah-langkah investigasi dan pengendalian penyakit dengan tepat.Informasi kesehatan yang berasal dari data dasar pola penyakit sangat penting untuk menyusun perencanaan dan untuk mengevaluasi hasil akhir dari intervensi yang telah dilakukan.
Diharapkan dengan adanya surveilans dapat menekan jumlah penderita HIV/AIDS
Komentar
Posting Komentar